Lembayung Kelabu

kau pergi....
pergilah dan takkan kuharapkan lagi,
seperti miniatur hati,
kau ubah segalanya menjadi tak berarti lagi.
seperti ribuan mata angin yang menggelayut dan tak menemukan muaranya untuk bertepi,
dan aku tersudut di kerajaan-nya yang Maha Kaya,
sendiri seolah tak berkawan, dan tak usang menunggu petang.
Kusebut namamu dengan gelisah....
kekasihku....

Disability

bismillahirrahmanirrahim.....

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang....

sebab kekuatan saya kini hanya bertumpu pada satu titik dan Nama..
Allah..!

masih segar diingatan, ketika hari-hari tak jadi masalah, waktu ke waktu tak membebeni saya dan peristiwa-peristiwa hanya berisi canda dan selebihnya tawa.
--- lama... dan ketika banyak anggapan-umur seorang bocah hanya berisi senang dan makan, riang dan kawan...
maka ketika umur 7 tahun yang sebenarnya saya selalu pulang sekolah dengan sebuah bentuk tangisan yang tertahan.
jangan pernah pikirkan saya punya sahabat sejati yang kala itu sudi menyeka airmata, sebab memiliki teman yang dipaksa orangtua berteman dengan saya saja sudah hampir bersyukur rasanya.
dan _This all because of the physical disability that I have_

selidiki hatimu baru raba otakku!

kau ini bagaimana?
kepalaku sudah berdarah masih kau hantam saja tanpa tanda bersalah,
lepas saja!
aku berjalan kedepan tapi masih kau sangkutkan tanganku di ranting-ranting pohon randu yang belukar.
aku tak tahu harus bicara apa....?
bukankah kau suruh aku bungkam?
lidah kujepit,
malah kau sulut rindu hingga yang ada hanya kamu dan kedunguanku yang malang,

Untuk.......

Just give me a reason to make a hate you......

selebihnya adalah perasaan pasrah dan tak berdaya,
27 Agustus 2013, tepat di 15.30,
sebelum matahari benar-benar sirna membawa seberkas cahaya dan secercah harapan yang hampir membumbung setinggi kepalan tangan diatas.

Sebut yang dekat, yang lain lupakan!

Bismillah....
Tuhanku masih ada disini, didalam hati ini.

Airmata jatuh,
satu-satu....
kurelakan dengan segala penyesalan yang datang dengan tiba-tiba,
mari mengatas namakan ini dengan sebuah peradaban masa suram atau apapun yang mungkin bisa lebih mengerikan daripada sapaan yang tiap

Mengejar Tuhan

Seharusnya saya menyebut ini sebuah siksaan batin,
pergejolakan antara pikiran logis dan akal yang sejauh ini masih dangkal,
seharusnya bungkam membuat saya diam,
tapi entahlah...
satu-satunya yang membuat saya mengerti adalah bahwa keadaan saya amatlah menyedihkan,
jauh dari-Nya dan dari orang-orang biadab yang dengan sengaja membuat hidup saya semakin indah.

Mungkin Saja Nanti

Orang boleh bilang apapun tentang saya,
tapi apapun tetap hanya saya yang mengerti bagaimana saya berjalan menghidupi hidup saya.
dulu,
saat kecil  saya punya banyak pikiran Luarbiasa yang membuat saya berpikiran bahwa saya memang luarbiasa!
tentang bagaimana kaadaan saya yang Luarbiasa,
hidup yang Luarbiasa,
berpapasan dengan manusia yang Luar dari biasa
dan walaupun semua saya lalui dengan keadaan yang luarbiasa menyakitkan,
hingga tepat pukul 00.00 pada tanggal 28 November 2012 seseorang yang amat saya kenal mengirim sebuah pesan singkat disebuah sosial media populer berisi "Aku Titip Adekku".

Kutebus kembali

Selasa 30 Juli 2013
Bismillah…
dengan menyebut Nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.
aku meminta pertolongan…

_Cerita petang ditanah Desa-dosa Keramat

Lelaki sebelum hujan...!
Ia datang dan menghancurkan,
keangkuhannya terlanjur membutakan

lelaki sebelum hujan!